Selasa, 03 Februari 2009

Laporan Akhir NUtrisi Tanaman

Laporan Praktikum Nutrisi Tanaman
Acara
Efek Input Fosfor Terhadap Tanah Di Fase Awal Budidaya
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Legum

Oleh :
Agung Tustiana(E1A00600)


A. PENDAHULUAN
a.1 Latar Belakang
Kedelai merupakan bahan baku makanan yang bergizi seperti tahu dan tempe. Hampir semua lapisan masyarakat menyukai makanan yang terbuat dari kedelai. Bagi petani, tanaman ini penting untuk menambah pendapatan karena dapat segera dijual dan harganya tinggi. Namun belakangan ini kebutuhan masyarakat Indonesia akan kedelai semakin meningkat, hal ini disebabkan semakin pesatnya laju pertumbuhan jumlah penduduk sehingga kebutuhan akan bahan pangan pun semakin meningkat. Bahkan saat ini di beberapa Negara maju telah ditemukan kandungan bio gas didalam biji kedelai yang dapat di manfaatkan sebagi bahan bakar mesin.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan adanya penemuan-penemuan baru, kemungkinan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kedelai semakin meningkat juga, sehingga pasokan kedelai akan semakin berkurang juga. Bahkan untuk saat ini Indonesia masih mengimpor kedelai dari luar negeri, seperti dari Thailand, Kamboja dll.
Ketergantungan terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan, karena seharusnya kita mampu mencukupinya sendiri. Hal ini disebabkan karena produktivitas kedelai di Negara kita sangat rendah dibandingkan dengan kebutuhan akan kedelai tersebut . Oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi secara secara kuantitas , kualitas dan kelestarian lingkungan sehingga kita bisa bersaing di era pasar bebas.
Pada kenyataanya kedelai adalah termasuk tanaman yang mudah untuk dibudidayakan, tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, memiliki curah hujan 100-400 mm/bulan, dengan suhu udara 2300C – 3000C, serta kelembaban antara 60% - 70%, dengan pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.
Bahkan kedelai salah satu tanaman yang dapat diusahakan di lahan pasang surut dengan hasil yang cukup memadai, namun cara mengusahakannya berbeda daripada di lahan sawah irigasi dan lahan kering. Tanaman ini tidak tahan genangan. Oleh sebab itu, tidak dianjurkan menanam kedelai di lahan pasang surut yang bertipe luapan air A yang selalu terluapi baik saat pasang besar maupun pasang kecil, karena akan dapat membusukan akar daripada kedelai tersebut.
a.2 Tujuan
 Melihat pengaruh berlimpahnya ketersedian fospor terhadap luas daun pertanaman, berat berangkasan atas tanaman, dan berat akar pertanaman.
 Melihat pengaruh rendahnya ketersediaan fospor terhadap terhadap luas daun pertanaman, berat berangkasan atas dan berat akar pertanaman.


B. TINJAUAN PUSTAKA
Fosfor termasuk unsure hara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagai pemindah energi yang tidak dapat diganti dengan hara lain. Ketidak cukupan pasokan P menjadikan tanaman tidak tumbuh maksimal atau potensi hasilnya tidak maksimal atau tidak mampu melengkapi proses reproduktif normal. Peranan P dalam tanaman sebagai penyimpanan dan pemindahan energi yang berpengaruh terhadap berbagai proses lain dalam tanaman. Adanya P dibutuhkan untuk reaksi biokimiawi penting, seperti pemindahan ion,kerja osmotic, reaksi fotosintesis dan glikolisis.
Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion H2PO4- atau ion HPO42-. Factor-faktor yang mempengaruhi efesiensi pengangkutan P dan ketersediannya bagi tanaman adlah berupa factor lingkungan, pemupukan, dan pengelolaan. Factor-faktor ini saling tindak sangat rumit dan untuk melacaknya memerlukan pemahaman mengenai perangai system fisis kimiawi.
Sedangkan yang menentukan pasokan fosfor pada tanah sbb:
1. Aerasi (ktersedian oksigen dalam tanah). Pada tanah yang padat atau tergenang air, penyerapan fosfor dan unsure lain akn terganggu.
2. Temperatur ; pada temperature yang relative hangat, ketersedian forfor akan meningkat karena proses perombakan bahan organic juga meningkat. Ketersedian fosfor menurun pada didaerag yang bersuhu rendah.
3. Bahan Organik ; untuk menyediakan fosfor yang cukup, kondisi tanah yang menguntungkan bagi perkembangan mikro organisme tanah perlu dipertahankan.
4. Unsur hara lain; tercukupinya jumlah unsure hara lain dapat meningkatkan penyerapan fosfor. Aminium dari N dapat meningkatkan penyerapan fosfor. Kekurangan unsure hara mikro dapat menghambat respon tanamn terhadap pemupukan fosfor.
Didalam lapisan akar, fosfor tidak mudah hanyut oleh air. Sebagian besar tanah memiliki kapasitas menyerap dan mengikat fosfor yang tinggi kecuali pada tanah pasir. Fosfor sangat mudah bereaksi dengan tanah dan dapat dengan mudah terikat menjadi bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

a. Manfaat Fosfor Bagi Tanaman
1) Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat.
2) Menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman.
3) Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji, sehingga mempercepat masa panen.
4) Memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji.
5) Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

b. Gejala defesiensi fosfor pada tanaman
 Pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat dan kerdil
 Perkembangan akar terhambat
 Gejala pada daun beragam, beberapa tanaman menunjukan warna hijau tua mengkilap yang tidak normal. Pada jagung, daun berwarna merah keunguan atau pingirannya berwarna kuning.
 Pematangan buah terhambat
 Perkembangan bentuk dan warna buah buruk
 Biji berkembang tidak normal




C. METODELOGI
Percobaan A :
1. Percobaan dilakukan dengan menggunakan polibag
2. Media tanah yang digunakan adalah campuran tanah topsoil dengan pasir dan pupuk kandang dengan perandingan 1:1:1.
3. Menugalakan benih kedelai pada tanah yang telah tersedia dengan 3 ulangan.
4. Hari jika tidak turun hujan Melakukan penyiraman setiap sampai pecobaan selesai.
5. memberikan pupuk urea dengan dosis setara 50 kg/ha, SP-36 280 kg/ha dan KCL 75 kg/ha pada hari ke 21 setlah tanam.
6. melakukan pengukuran tehadap luas daun memakai leaf area meter, berat daun pertanaman, dan berat akar memakai timbangan mikro setelah tanaman berumur lima minggu.


Percobaan B :
1. percobaan dilakukan menggunakan polibag
2. Media tanah yang digunakan adalah campuran tanah topsoil dengan pasir dan pupuk kandang dengan perandingan 1:1:1.
3. Hari jika tidak turun hujan Melakukan penyiraman setiap sampai pecobaan selesai.
4. memberikan pupuk nitrogen 100 kg/ha dan KCL 75 kg/ha pada hari ke 21 setelah tanam tanpa memberikan pupuk fosfor.
5. melakukan pengukuran tehadap luas daun memakai leaf area meter, berat daun pertanaman, dan berat akar memakai timbangan mikro setelah tanaman berumur lima minggu.





D. HASIL DAN PEMBAHASAN
d.1 Hasil Pembahasan

d.1.1 Luas daun
No Perlakuan Ulangan Rata-rata
I II III
1 Sufesiensi fosfor 81,25 63,75 118,34 87,78
2 Defesiensi fosfor 50 91,25 57,5 66,25


d.1.2 Berat Akar
No Perlakuan Ulangan Rata-rata
I II III
1 Sufesiensi fosfor 3,57 2,78 2,58 2,98
2 Defesiensi fosfor 1,67 1,18 1,07 1,31


d.1.3 Kandungan Hijau Daun
No Perlakuan Ulangan Rata-rata
I II III
1 Sufesiensi fosfor 39,3 36,3 38,9 38,16
2 Defesiensi fosfor 37,5 38,3 35 36.94


d.2 Pembahasan
Dari table pengamatan diatas dapat kita lihat bahwa terdapat perbedaan luas daun pada tanaman kedelai yang diberi perlakuan sufesiensi fosfor dengan yang diberi perlakuan defesiensi fosfor terdapat perbedaan, dimana rata-rata luas daun kedelai yang diberi perlakuan sufesiensi fosfor lebih luas yaitu 87,78 cm2 dibandingkan yang diberi perlakuan defesiensi fosfor yang hanya 66,25 cm2.
Sedangakan untuk variable pengamatan berat akar, dari hasil pengamatan dapat kita lihat dengan jelas bahwa pertumbuhan akar pada kedelai yang mengalami sufesiensi fosfor begitu subur, hal itu dapat kita lihat dari rata-rata berat akar pada saat dipanen yang mencapai 2,98 g jauh diatas berat akar kedelai yang mengalami defesiensi fosfor yang hanya 1,31 g, tdak mencapai setengahnya.
Dan untuk variable pengamatan yang terakhir yaitu kandungan klorofil (hijau daun) dapat kita lihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara tanaman kedelai yang mengalami sufesiensi dengan yang defisiensi fosfor. Untuk tanaman yang mengalami sufesiensi memiliki rata-rata tingkat hijau daun sebesar 38,16, sedangkan pada tanaman yang mengalami defesiensi sebesar 36,94. Hal ini disebabkan pengaruh fosfor terhadap warna daun pada tanaman kedelai tidak begitu sebesar pengaruh terhadap akar, bunga, biji dan buah. Namun bila yang mengalami defesiensi fosfor pada tanamn jagung, akan sangat mempengaruhi warna daun. Dimana pada tanamn jagung yang mengalami defesiensi P, daunnya akan berwarna merah ke unguaan atau pinggiran daunnya berwarna kuning.
Sedangkan pada variable berat akar saat panen dan luas daun terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Hal ini disebabkan pengaruh kandungan P dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai baik pertumbuhan bunga, buah, biji, akar bahkan daun. Seperti yang kita ketahui fosfor dalam tanaman berfungsi membentuk asam nukleat (DNA dan RNA), menyimpan serta memindahkan energi ATP dan ADP, merangsang pembelahan sel, dan membantu proses amilasi dan respirasi. Selain itu fosfor mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas.
Dengan terjadinya defeisiensi Fosfor mengakibatkan aktivitas-aktivitas tanaman yang seperti disebutkan diatas tidak dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Dan hal itu tentu saja memberikan pengaruh terhadap tanaman, yaitu antara lain sebagai berikut ;
 Pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat dan kerdil
 Perkembangan akar terhambat
 Gejala pada daun beragam, beberapa tanaman menunjukan warna hijau tua mengkilap yang tidak normal. Pada jagung, daun berwarna merah keunguan atau pingirannya berwarna kuning.
 Pematangan buah terhambat
 Perkembangan bentuk dan warna buah buruk
 Biji berkembang tidak normal


E. KESIMPULAN
• Fosfor termasuk unsure hara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagai pemindah energi yang tidak dapat diganti dengan hara lain.
• Fosfor dapat merangsang pembentukan bunga, buah dan biji bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas.
• Fosfor dalam tanaman berfungsi membentuk asam nukleat (DNA dan RNA), menyimpan serta memindahkan energi ATP dan ADP, merangsang pembelahan sel, dan membantu proses amilasi dan respirasi.
• Dengan terjadinya defeisiensi Fosfor mengakibatkan aktivitas-aktivitas tanaman yang seharusnya terjadi tidak dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.
• Fosfor dapat memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat.
• Menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman.
• Memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji.
• Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.









Daftar Pustaka
Anonim, 2005. Penuntun Praktikum Nutrisi Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Suawastika, I Wayan, Tumarlan T, Ratmini, NP. 1997. Budidaya Kedelai Dilahan Pasang Surut. BPPT.
file://localhost/D:/file%20download/ASPEK%20PRODUKSI%20BUDIDAYA%20KEDELAI%20«%20ANEKAPLANTASIA.cybermediaclips.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar